Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah mahasiswa yang masih kuliah di Perguruan tinggi di Pontianak, khususnya PGSD FKIP Untan.
Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 31 Mei 2014

Hakikat Pembelajaran Kelas rangkap

A. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap
       Pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR ini tidak hanya diimplementasikan di Negara Indonesia saja, bahkan di negara maju dan adikuasa sekalipun juga masih menerapkan konsep PKR.
Contohnya, di Negara Republik Rakyat China (RRC) ada 420.000 sekolah yang menerapkan konsep tersebut. Di Meksiko dan Kolombia; 22% dari sekolah dasar di Meksiko dan 18% dari sekolah dasar di Kolombia juga menerapkan PKR. di Amerika juga masih dijumpai ada 1000 sekolah dengan hanya satu ruang kelas.
        Artinya, dalam menerapkan PKR tidak selalu identik dengan ketertinggalan dan kemunduran, melainkan merupakan sebuah skill yang harus dimiliki oleh seorang guru apabila suatu saat mendapatkan suatu kendala dan keterbatasan, terutama sarana dan prasarananya.
B. Mengapa PKR diperlukan?
     PKR dibuat tentu saja ada maksud dan tujuannya. Secara umum adalah untuk menyelesaikan kendala-keldala yang dihadapi di lapangan. Namun, kali ini akan dipaparkan alasan mengapa PKR diperlukan :

1. Alasan Geografis
     Lokasi yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang berpindah dan adanya mata pencaharian khusus seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya. Karena terbatasnya sarana transportasi dan cenderung nomaden, terutama biasanya di daerah pedalaman, maka sekolah dengan satu guru (One-school teacher) adalah jawabannya.
2. Alasan Demografis
     Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di daerah pemukiman yang amat jarang, maka PKR dinilai sebagai pendekatan pembelajaran yang praktis. Apabila menggunakan konsep satu tingkat kelas diajar oleh satu guru, maka alangkah borosnya SD tersebut jika jumlah siswanya misalnya hanya berjumlah 8 atau 7 orang. 
3. Kurang guru
     Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah pedalaman. Dengan kata lain, masih kurangnya pemerataan tenaga pendidik yang ditempatkan di daerah-daerah tertentu. Praktik penempatan guru SD mirip kerucut terbalik. yang lancip adalah SD di daerah terpencil dan jumlah guru yang bersedia bertugas di daerah terpencil. Akses informasi yang sulit, terbatasnya sarana transportasi, dan biaya hidup yang lebih mahal daripada di perkotaan membuat ciut nyali guru untuk bertugas di daerah pedalaman. Belum lagi dengan tanggal gajian yang tidak teratur dan cenderung terlambat serta pengembangan kapasitas dan keahlian yang terbatas. Maka lengkap sudah minimnya minat guru untuk mengadu nasib di daerah terpencil. 
4. Terbatasnya ruang kelas
      Ruang kelas yang terbatas di daerah pedalaman dapat menjadi kendala tersendiri dalam proses pembelajaran. Apalagi jumlah rombongan belajar yang melebihi kapasitas sebuah ruang kelas tersebut. Solusinya adalah menggabungkan dua ruang kelas yang ada menjadi satu ruangan. Oleh karena itu, PKR betul-betul diperlukan
5. Adanya guru yang tidak hadir
   Alasan ini tidak hanya berlaku di SD terpencil melainkan juga di kota besar sekalipun. Misalnya guru tersebut sakit, sehingga tidak dapat mengajar, maka kelas tersebut tidak mungkin diliburkan. Maka Kelas yang tidak diajar guru tersebut juga harus diajar oleh guru lain dengan cara dirangkap. Selain itu, bisa saja karena guru tersebut mendapatkan suatu urusan yang tak terelakkan seperti suatu musibah yang menimpa keluarganya. maka PKR juga sangat diperlukan dalam hal ini.
6. Alasan Keamanan
    Tidak dapat dipingkiri, keamanan juga merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Terutama dalam perjalanan menuju ke sekolah tersebut juga perlu dipertimbangkan. Apabila SD tersebut jauh dari daerahnya. dan bisa mendapatkan suatu konsekuensi yang cukup berat dari perjalanan tersebut ke sekolah, misalnya kecelakaan, maka PKR tetap harus diperlukan dalam hal ini, sehingga tidak harus pergi jauh dari daerahnya. 


Sumber :
Aria Djalil,dkk. (2011). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta.Universitas Terbuka.



0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll